add_filter( 'xmlrpc_enabled', '__return_false' );

Jasa Desain Website di Sini 085878274333

Fenomena Pengemis Yang Kian Menjamur di Jogja

infodjogja

Infodjogja.com, Jogjakarta kota yang istimewa ini kembali menjadi perbincangan publik di jagad maya beberapa waktu ini. Ada dua hal yang paling sering menjadi topik perbincangan dan mendapat banyak tanggapan. Yang pertama tentang parkir, dan yang kedua tentang pengemis. Untuk kali ini saya akan membahas tentang pengemis terlebih dahulu.

Arti Pengemis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) arti kata pengemis adalah orang yang mengemis. Pengemis merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang sering ditemukan dalam masyarakat. Beberapa faktor yang menyebabkan sesorang menjadi pengemis antara lain adalah ketimpangan sosial, kemiskinan, ketidakberdayaan, pengaruh agama, dan hilangnya rasa malu. Pengemis juga menimbulkan dampak negatif bagi pembangunan bangsa dan keindahan lingkungan. oleh karena itu perlu ada upaya untuk mengurangi jumlah pengemis.

Sedangkan menurut wikipedia pengemis adalah praktik memohon kepada orang lain untuk memberikan bantuan, seringkali berupa uang, dengan sedikit atau tanpa harapan imbalan bagi si pemberi. Selain uang, pengemis mungkin juga meminta makanan, minuman, rokok, atau barang kecil lainnya. Praktik modern yang saat ini terjadi adalah mengemis internet, yaitu meminta orang untuk memberikan uang kepada orang lain melalui internet, bukan secara langsung. Pengemis melalui internet dapat mencakup permintaan bantuan untuk memenuhi kebuutuhan dasar seperti perawatan medis dan tempat tinggal. Namun pengemis modern di internet juga sering meminta-minta demi membayar liburan, perjalanan sekolah, dan hal-hal lain yang diinginkan mereka tetapi tidak mampu dia bayar.

Bagaimana Pengemis Menurut Agama islam?

Agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk bekerja keras dan meminta-minta adalah pekerjaan yang hina.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا ، فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

Lebih baik seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu bakar di punggungnya dibanding dengan seseorang yang meminta-minta (mengemis) lantas ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya.” (HR. Bukhari no. 2074)

Dari Al Miqdam, dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Tidak ada seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan hasil kerja keras tangannya sendiri. Dan Nabi Daud ‘alaihis salam makan dari hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari no. 2072)

Hukuman Bagi Pengemis Menurut Agama Islam

Salah satu dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ

Jika seseorang meminta-minta (mengemis) pada manusia, ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya.” (HR. Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1040)

Benarkah Pengemis di Jogja Itu Miskin?

Berapa penghasilan kamu bekerja sehari? Sembilan puluh ribu? Seratus ribu atau malah kurang? Ada hal yang harus kamu syukuri dari setiap keringat yang kamu keluarkan untuk bekerja, setidaknya kamu masih punya rasa malu. Kenapa tidak? Saya sudah dua kali bertemu dengan dua orang pengemis yang lagi makan di angkringan ( tentunya tidak bersamaan waktunya ). Waktu itu bertemu di angkringan daerah jalan imogiri timur. Sang pengemis diajak ngobrol sama penjual angkringannya, mungkin sudah terbiasa mampir ke angkringannya.

Penjual : Sudah dapat berapa pak?

Pengemis : Dengan bangga pengemis mengatakan “seratus lima puluh ribu pak” jawab sang pengemis.

Penjual : ”Baru setengah hari ya pak! Mau lanjut tidak pak?”

Pengemis: ” Iya pak, mau tuker ke Indomaret dulu terus lanjut muter” sambil membayar makanan dan minuman yang sudah dihabiskannya

Yang kedua bertemu juga di angkringan, kali ini di sekitaran Guwosari. Terlihat si pengemis sedang makan roti, minum es dan ngerokok.

Aku : Misi pak, numpang ikut duduk ( sambil duduk dan pesen minum di angkringan ) “Dari mana pak?” tanyaku

Pengemis : Dari sentolo mas, mau ke jalan Imogiri

Aku : Dari sentolo ke Imogiri naik sepeda pak? berapa lama pak perjalanannya?

Pengemis : Iya mas, tadi dari sentolo sampai sini satu setengah jam mas, mungkin sampai imogiri satu jam lagi nyampai pelan-pelan

Aku : Kerja atau mau ke rumah saudara pak? kok jauh – jauh naik sepeda ( kepo amat )

Pengemis : Anu mas, ngemis di daerah sana

Aku : Woalah, kok gak kerja aja pak? badan masih kuat begitu ( sok iyes lu )

Pengemis : Enakan ngemis mas, kerja ikut orang berat hasil gak seberapa. Dulu juga pernah ditawarin jadi kuli bangunan, ditawarin masuk pabrik juga pernah.

Aku : Owh, sehari dapet berapa pak?

Pengemis : Sehari rata-rata seratus ribu mas

Aku : Wah malah ngalahin aku pak, bapak sehari segitu sebulan bisa dapet tiga juta kurang lebih

Pengemis: Hehe, iya mas ( Sambil bayar makannya ) Duluan ya mas

Aku : Iya pak, ati-ati

Penjual angkringan keheranan dengan hasil yang didapat dari ngemis. Lantas bagaimana menurut pendapat kamu?

Bagaimana Sikap kita Terhadap Pengemis?

Kita hanya nasehatkan jangan manjakan pengemis apalagi pengemis yang malas bekerja seperti yang berada di pinggiran jalan. Kebanyakan mereka malah tidak jelas agamanya, shalat juga tidak, begitu pula hanya sedikit yang puasa. Carilah orang yang sholeh yang lebih berhak untuk diberi, yaitu orang yang miskin yang sudah berusaha bekerja namun tidak mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا

Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu atau tidak meminta dengan cara mendesak.” (HR. Bukhari no. 1476)

Sumber rumaysho.com

Also Read

Bagikan:

Tags